10 Silap Besar Isteri Terhadap Suami
Posted On Monday, July 7, 2014 at at 11:21 PM by maori
Rumahtangga adalah satu bentuk hubungan mesra diantara seorang lelaki dan
wanita sebagai suami dan isteri dalam perjalanan menuju kebahagiaan dalam
kehidupan dan untuk mendapatkan redha Allah.
Tetapi ramai yang tidak menyedari akan beberapa
perkara yang merupakan satu kesilapan besar dilakukan oleh isteri terhadap
suami mereka.
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan
pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia
baca dalam novel mahupun ia saksikan dalam drama sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah
pernikahan. Segala masalah dalam perkahwinan seperti perselisihan pendapat,
masalah kewangan, dan masalah anak-anak seolah-olah tidak difikirkannya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan seronok
dalam sebuah perkahwinan.
Akhirnya, ketika ia menghadapi semua itu, ia tidak
bersedia. Ia tidak mampu menerima keadaan itu, dan selalu menuntut suaminya
agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa
diimpikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah
baiknya jika ia melihat suasana perkawinan dengan pemahaman yang lebih
terperinci, beserta masalah yang ada di dalamnya.
2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan
tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang
melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha
pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya
adalah:
- Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat
tidur, dengan terang-terangan
maupun secara samar.
- Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin
hubungan gelap dengan lelaki lain.
- Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami
ke dalam rumah tanpa izin.
- Lalai dalam melayani suami
- Membazir dan membelanjakan wang pada yang bukan
tempatnya
- Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk,
mencela, dan mengejeknya
- Keluar rumah tanpa izin suami
- Menyebarkan dan mencela rahsia-rahsia suami.
Seorang isteri solehah akan senantiasa menempatkan
ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam
kedurhakaan kepada Allah, kerana tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat walau dalam situasi apapun, senang mahupun
susah, suka ataupun duka.
Ketaatan isteri seperti ini sangat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang isteri menginginkan agar seluruh
perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh
sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga
kepada orang tua suami.
Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan
memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya. Salah satu bentuknya adalah cemburu
terhadap ibu mertuanya.
Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama
dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang,
sebahagian isteri berani menghina dan merendahkan orang tua suami, bahkan ia
tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya.
Terkadang isteri sengaja mencari-cari kesalahan dan
kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah,
bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang isteri yang menuntut suaminya agar
lebih menyukai keluarga isteri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya
dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan
dalam sebuah perkahwinan, namun juga ‘pernikahan antara keluarga’. Kedua orang
tua suami adalah orang tua isteri, keluarga suami adalah keluarga isteri,
demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan
salah satu keharmonian keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika
isterinya mampu meletakkan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah
cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang isteri berhias, berdandan, dan
mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak
menghadiri undangan, ke pejabat, mengunjungi saudara maupun teman-temannya,
pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan
suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan
pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia
juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh
isteri, jangan hairan jika suami tidak balik di rumah, ia lebih suka
menghabiskan waktunya di luar rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan
kepada suami. Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan
kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi
keinginan si isteri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan.
Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha
secara sebaik mungkin untuk memenuhi keperluan keluarga dan keinginan-keinginan
isterinya.
Isteri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima
kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas kurnia Allah yang diberikan
kepadanya melalui suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat
bersyukur dan redha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh
dari dirinya.
Seorang isteri yang solehah tentunya mampu memahami
tahap kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah
diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya,
dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita
merupakan kebanyakan penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam setelah solat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam,
bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar
berbandingayah. Seseorang yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni
kebanyakan neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Kerana kekufuran mereka,” jawab Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu
boleh terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka
mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya.
Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang
isteri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si
isteri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari
suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan
yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di
dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling mengingati, apa dan
bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah.
Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami,
mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah
disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertaubat,
satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari
belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkong, masih ada waktu
untuk bertaubat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul
maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai
saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu bila engkau akan menemui
Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di
dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan
suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah,
seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang bolah segera berpisah dengan
kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita
lakukan selama ini, jangan pernah bosan dan henti untuk muhasabah diri, jangan
sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sedari membawa kita kepada neraka, yang
kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai
dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah
suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya
suamimu adalah syurga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak
terkecuali seorang isteri. Yang jadi masalah adalah jika seorang isteri
menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit
kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan,
bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok
manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada
hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar
bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang
suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika
menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang isteri terkadang memiliki banyak kesibukan
di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami
dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivit tersebut melalaikan tanggung
jawab nya sebagai seorang isteri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya
diabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia
mendapati rumah belum beres, pakaian belum dicuci, hidangan belum siap,
anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi terus menerus,
boleh jadi suami tidak balik di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di
luar atau di pejabat.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu
ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang
isteri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada
di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak
meunasabah dan hanya berasal dari sangkaan buruk; maka rasa cemburu ini dapat
berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya isteri
terhadap suami kerana kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina,
mengurangi hak-hak nya, menzaliminya, atau lebih mendahulukan isteri lain
berbanding dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka
ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan
bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan isteri berlebihan, tidak berdasar
pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan
dan buruk sangka suami. Ia tidak akan pernah merasa aman ketika ada di rumah.
Bahkan, kemungkinan, si suami akan melakukan atau mengambil kesempatan seperti
mana sangkaan isteri terhadapnya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami mahupun isteri terhadap perasaan
pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik,
kesalahfahaman, dan perasaan tersinggung.
Seorang isteri hendaknya senantiasa berhati-hati
dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia
mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik
dengan cara keterlaluan. Isteri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang
ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang
suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan isteri yang
kebanyakannya dilakukan kepada suami yang sepatutnya kita hindari agar suami
semakin sayang pada setiap isteri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang
sakinah, mawadah, warohmah.
Aamiiin.
Semoga bermanfaat